Kesenian Asli Banyuwangi yang Tetap Lestari
City of magic, sepertinya tak berlebihan
menggambarkan kota di ujung timur pulau jawa ini. Banyuwangi, kota yang
berbatasan dengan kabupaten situbondo di bagian utara, selat bali di
bagian timur dan samudra hindia di bagian selatan. selama ini kita
mungkin taka sing lagi dengan beberapa icon dari kota banyuwangi yang
telah mendunia. sebut saja kawah ijen dengan kecantikan alamnya yang
menghipnotis, dan pantai pelengkung yang menjadi salah satu pantai
dengan ombak berkelas dunia.
Namun ternyata kota yang memiliki
semboyan the sunrise of java ini tak hanya memukau dengan keindahan
alamnya. Karena berbagai seni dan budaya asli masih hidup di kota
blambangan ini. bahkan beberapa kesenian ini menjadi asset yang cukup
menarik perhatian wisatawan lokal maupun internasional. Sebut saja
tarian gandrung yang begitu menghipnotis atau tari seblang yang seolah
kaya akan nuansa mistis, Atau tarian kebo keboan yang tak kalah
maknanya.
Festival Gandrung Sewu
Gandrung sewu adalah tarian yang di ikuti oleh 1250 penari gandrung.
Para penari yang sebagian besar para pelajar ini dipilih dari beberapa
sanggar tari dan dipersiapkan sekitar satu bulan lamanya. Tak heran bila
saat gladih bersih digelar sehari sebelumnya pun kekompakan dan
keindahan sudah terlihat dari penerus tari turun temurun tersebut.
Bertempat
di pantai boom dan berlatar selat bali, saat hari h semua mata seakan
terhipnotis dengan keindahan para penari dengan busana dominan berwarna
merah ini. tarian ribuan gandrung ini terlihat begitu indah, meriah dan
spektakuler. Bukan itu saja, antusias turis asing seperti marina
debosova dari Slovakia, maria Garcia dari Venezuela dan georgana dari
Rumania turut ambil serta dalam gandrung sewu yang bertema seblang subuh
ini.
Pada penyelenggaraan tahun ke tiga ini
festival gandrung sewu dikemas lengkap dengan iringan music rancak dan
sentuhan teatrikal yang mempunyai makna permohonan ampun kepada yang
maha kuasa.
Boleh dikatakan kesenian asli banyuwangi yang
pertama adalah tari gandrung. Menurut sejarahnya gandrung sendiri
diartikan sebagai terpesonanya masyarakat blambangan yang agraris kepada
dewi padi yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
Kesenian
tari gandrung banyuwangi lahir pada masa sengsara . semua bermula saat
belanda ingin menguasai kerajaan blambangan di banyuwangi. Perang besar
pun tak terhindarkan, masyarakat blambangan yang tak ingin dijajah
melawan dan bertempur sengit pada tanggal 18 desember 1771 lewat
pertempuran dahsyat yang disebut puputan bayu.
Kesenian gandrung
banyuwangi muncul banyuwangi bersamaan dibabatnya hutan tirta gonda
atau tirta arum untuk membangun ibukota blambangan. Untuk memulai dan
menata kehidupan yang baik terciptalah seni tarian gandrung yang pada
mulanya di bawa oleh kaum lelaki yang membawa peralatan music berapa
gendang dan beberapa rebana.
Konon kenapa gandrung diperankan
oleh laki laki, karena menurut masyarakat tradisional blambangan tidak
pantas bagi seorang wanita yang menari terus menerus dari malam hingga
pagi. Dalam perkembangannya, tari gandrung sudah menjadi bagian hidup
suku asli banyuwangi osing.
Pada awalnya penari gandrung memang
dibawakan oleh seorang pria atau biasa disebut gandrung marsan. Namun
lambat laun sesuai dengan perkembangan jaman gandrung berkembang dan
mulai dibawakan perempuan. Karena tak heran jika sampai saat ini bisa
ditemui gandrung yang dibawakan oleh pria.
Tari Seblang
Selain gandrung, kesenian atau tarian khas banyuwangi yang tak
kalah indah dan penuh kisah berikutnya adalah tari seblang. Seblang
adalah sebuah ritual tradisional khas suku osing. Tarian seblang
dipentaskan sebagai bentuk dan rasa syukur masyarakat banyuwangi dan
menolak balak agar desa tetap aman dan tentram.
Untuk para
penari yang akan membawakan tari seblang haruslah keturunan dari penari
sebelumnya dan dipilih langsung oleh dukun setempat. Hiasan padi, tebu
dan tanaman lainnya adalah lambing dari kesuburan yang patut disyukuri.
Tari Janger
Selanjutnya adalah tari janger, meski bukan murni berasal dari
banyuwangi. Namun tarian ini kerap masuk sebagai tradisi yang sering
dipentaskan masyarakat banyuwangi. Janger adalah tarian pergaulan muda
mudi bali. Tarian ini dibawakn oleh 10 penari yang berpasangan, yaitu
kelompok putri yang biasa disebut janger dan putra yang disebut kecak.
Janger sendiri diadaptasikan dari aktivitas para petani yang menghibur diri karena lelah bekerja.
Barong Kemiren
Kesenian banyuwangi berikutnya adalah barong kemiren. Selain tarian
bentuk kesenian ini juga menggunakan media barong. Kesenian ini diyakini
suku osing sangat sacral sehingga ada perlakuan khusus karena barong
kemiren berhubungan dengan buyut cilik yang diyakini oleh penduduk
setempat sebagai cikal bakal desa.
Karena pada saat saat
tertentu barong diupacarai, diberi sesaji dan dirawat dengan hati hati.
sebelum memulai pementasan, ritual dilakukan terlebih dahulu oleh sang
spiritual bersama seseorang yang memiliki hajatan atau syukuran.
Puncak kesenian yang dimulai dari malam pukul 9 ini berakhir pukul 6 pagi setelah salah satu lakon mulai kesurupan.
Kebo Keboan
Dan kesenian asli banyuwangi lainnya adalah ritual kebo keboan yang
juga merupakan tradisi khas suku osing. Ritual ini dilakukan untuk
memohon kepada tuhan agar panen mereka subur dan dijauhi oleh mala
petaka. Penggunaan lambing kerbau dipakai karena kerbau merupakan mitra
kerja para petani yang setia menemani disawah.
Sementara kerbau
yang diperankan oleh manusia kian melambangkan hubungan khusus antara
kerbau dan para petani. Ritual kebo keboan dibagi dalam beberapa tahapan
yakni tujuh hari sebelum pelaksanaan sang pawang melakukan meditasi di
beberapa tempat yang dianggap keramat.
sumber by :http://www.asliindonesia.net/2015/05/kesenian-asli-banyuwangi-yang-tetap.html
Gandrung sewu adalah tarian yang di ikuti oleh 1250 penari gandrung. Para penari yang sebagian besar para pelajar ini dipilih dari beberapa sanggar tari dan dipersiapkan sekitar satu bulan lamanya. Tak heran bila saat gladih bersih digelar sehari sebelumnya pun kekompakan dan keindahan sudah terlihat dari penerus tari turun temurun tersebut.
Bertempat di pantai boom dan berlatar selat bali, saat hari h semua mata seakan terhipnotis dengan keindahan para penari dengan busana dominan berwarna merah ini. tarian ribuan gandrung ini terlihat begitu indah, meriah dan spektakuler. Bukan itu saja, antusias turis asing seperti marina debosova dari Slovakia, maria Garcia dari Venezuela dan georgana dari Rumania turut ambil serta dalam gandrung sewu yang bertema seblang subuh ini.
Pada penyelenggaraan tahun ke tiga ini festival gandrung sewu dikemas lengkap dengan iringan music rancak dan sentuhan teatrikal yang mempunyai makna permohonan ampun kepada yang maha kuasa.
Boleh dikatakan kesenian asli banyuwangi yang pertama adalah tari gandrung. Menurut sejarahnya gandrung sendiri diartikan sebagai terpesonanya masyarakat blambangan yang agraris kepada dewi padi yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
Kesenian tari gandrung banyuwangi lahir pada masa sengsara . semua bermula saat belanda ingin menguasai kerajaan blambangan di banyuwangi. Perang besar pun tak terhindarkan, masyarakat blambangan yang tak ingin dijajah melawan dan bertempur sengit pada tanggal 18 desember 1771 lewat pertempuran dahsyat yang disebut puputan bayu.
Kesenian gandrung banyuwangi muncul banyuwangi bersamaan dibabatnya hutan tirta gonda atau tirta arum untuk membangun ibukota blambangan. Untuk memulai dan menata kehidupan yang baik terciptalah seni tarian gandrung yang pada mulanya di bawa oleh kaum lelaki yang membawa peralatan music berapa gendang dan beberapa rebana.
Konon kenapa gandrung diperankan oleh laki laki, karena menurut masyarakat tradisional blambangan tidak pantas bagi seorang wanita yang menari terus menerus dari malam hingga pagi. Dalam perkembangannya, tari gandrung sudah menjadi bagian hidup suku asli banyuwangi osing.
Pada awalnya penari gandrung memang dibawakan oleh seorang pria atau biasa disebut gandrung marsan. Namun lambat laun sesuai dengan perkembangan jaman gandrung berkembang dan mulai dibawakan perempuan. Karena tak heran jika sampai saat ini bisa ditemui gandrung yang dibawakan oleh pria.
Tari Seblang
Selain gandrung, kesenian atau tarian khas banyuwangi yang tak kalah indah dan penuh kisah berikutnya adalah tari seblang. Seblang adalah sebuah ritual tradisional khas suku osing. Tarian seblang dipentaskan sebagai bentuk dan rasa syukur masyarakat banyuwangi dan menolak balak agar desa tetap aman dan tentram.
Untuk para penari yang akan membawakan tari seblang haruslah keturunan dari penari sebelumnya dan dipilih langsung oleh dukun setempat. Hiasan padi, tebu dan tanaman lainnya adalah lambing dari kesuburan yang patut disyukuri.
Tari Janger
Selanjutnya adalah tari janger, meski bukan murni berasal dari banyuwangi. Namun tarian ini kerap masuk sebagai tradisi yang sering dipentaskan masyarakat banyuwangi. Janger adalah tarian pergaulan muda mudi bali. Tarian ini dibawakn oleh 10 penari yang berpasangan, yaitu kelompok putri yang biasa disebut janger dan putra yang disebut kecak.
Janger sendiri diadaptasikan dari aktivitas para petani yang menghibur diri karena lelah bekerja.
Barong Kemiren
Kesenian banyuwangi berikutnya adalah barong kemiren. Selain tarian bentuk kesenian ini juga menggunakan media barong. Kesenian ini diyakini suku osing sangat sacral sehingga ada perlakuan khusus karena barong kemiren berhubungan dengan buyut cilik yang diyakini oleh penduduk setempat sebagai cikal bakal desa.
Karena pada saat saat tertentu barong diupacarai, diberi sesaji dan dirawat dengan hati hati. sebelum memulai pementasan, ritual dilakukan terlebih dahulu oleh sang spiritual bersama seseorang yang memiliki hajatan atau syukuran.
Puncak kesenian yang dimulai dari malam pukul 9 ini berakhir pukul 6 pagi setelah salah satu lakon mulai kesurupan.
Kebo Keboan
Dan kesenian asli banyuwangi lainnya adalah ritual kebo keboan yang juga merupakan tradisi khas suku osing. Ritual ini dilakukan untuk memohon kepada tuhan agar panen mereka subur dan dijauhi oleh mala petaka. Penggunaan lambing kerbau dipakai karena kerbau merupakan mitra kerja para petani yang setia menemani disawah.
Sementara kerbau yang diperankan oleh manusia kian melambangkan hubungan khusus antara kerbau dan para petani. Ritual kebo keboan dibagi dalam beberapa tahapan yakni tujuh hari sebelum pelaksanaan sang pawang melakukan meditasi di beberapa tempat yang dianggap keramat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar