Selasa, 01 Maret 2016

Kesenian Asli Banyuwangi yang Tetap Lestari 

 

City of magic, sepertinya tak berlebihan menggambarkan kota di ujung timur pulau jawa ini. Banyuwangi, kota yang berbatasan dengan kabupaten situbondo di bagian utara, selat bali di bagian timur dan samudra hindia di bagian selatan. selama ini kita mungkin taka sing lagi dengan beberapa icon dari kota banyuwangi yang telah mendunia. sebut saja kawah ijen dengan kecantikan alamnya yang menghipnotis, dan pantai pelengkung yang menjadi salah satu pantai dengan ombak berkelas dunia.

Namun ternyata kota yang memiliki semboyan the sunrise of java ini tak hanya memukau dengan keindahan alamnya. Karena berbagai seni dan budaya asli masih hidup di kota blambangan ini. bahkan beberapa kesenian ini menjadi asset yang cukup menarik perhatian wisatawan lokal maupun internasional. Sebut saja tarian gandrung yang begitu menghipnotis atau tari seblang yang seolah kaya akan nuansa mistis, Atau tarian kebo keboan yang tak kalah maknanya.

Festival Gandrung Sewu


Gandrung sewu adalah tarian yang di ikuti oleh 1250 penari gandrung. Para penari yang sebagian besar para pelajar ini dipilih dari beberapa sanggar tari dan dipersiapkan sekitar satu bulan lamanya. Tak heran bila saat gladih bersih digelar sehari sebelumnya pun kekompakan dan keindahan sudah terlihat dari penerus tari turun temurun tersebut.

Bertempat di pantai boom dan berlatar selat bali, saat hari h semua mata seakan terhipnotis dengan keindahan para penari dengan busana dominan berwarna merah ini. tarian ribuan gandrung ini terlihat begitu indah, meriah dan spektakuler. Bukan itu saja, antusias turis asing seperti marina debosova dari Slovakia, maria Garcia dari Venezuela dan georgana dari Rumania turut ambil serta dalam gandrung sewu yang bertema seblang subuh ini.

Pada penyelenggaraan tahun ke tiga ini festival gandrung sewu dikemas lengkap dengan iringan music rancak dan sentuhan teatrikal yang mempunyai makna permohonan ampun kepada yang maha kuasa.

Boleh dikatakan kesenian asli banyuwangi yang pertama adalah tari gandrung. Menurut sejarahnya gandrung sendiri diartikan sebagai terpesonanya masyarakat blambangan yang agraris kepada dewi padi yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

Kesenian tari gandrung banyuwangi lahir pada masa sengsara . semua bermula saat belanda ingin menguasai kerajaan blambangan di banyuwangi. Perang besar pun tak terhindarkan, masyarakat blambangan yang tak ingin dijajah melawan dan bertempur sengit pada tanggal 18 desember 1771 lewat pertempuran dahsyat yang disebut puputan bayu.

Kesenian gandrung banyuwangi muncul banyuwangi bersamaan dibabatnya hutan tirta gonda atau tirta arum untuk membangun ibukota blambangan. Untuk memulai dan menata kehidupan yang baik terciptalah seni tarian gandrung yang pada mulanya di bawa oleh kaum lelaki yang membawa peralatan music berapa gendang dan beberapa rebana.

Konon kenapa gandrung diperankan oleh laki laki, karena menurut masyarakat tradisional blambangan tidak pantas bagi seorang wanita yang menari terus menerus dari malam hingga pagi. Dalam perkembangannya, tari gandrung sudah menjadi bagian hidup suku asli banyuwangi osing.

Pada awalnya penari gandrung memang dibawakan oleh seorang pria atau biasa disebut gandrung marsan. Namun lambat laun sesuai dengan perkembangan jaman gandrung berkembang dan mulai dibawakan perempuan. Karena tak heran jika sampai saat ini bisa ditemui gandrung yang dibawakan oleh pria.

Tari Seblang

Selain gandrung, kesenian atau tarian khas banyuwangi yang tak kalah indah dan penuh kisah berikutnya adalah tari seblang. Seblang adalah sebuah ritual tradisional khas suku osing. Tarian seblang dipentaskan sebagai bentuk dan rasa syukur masyarakat banyuwangi dan menolak balak agar desa tetap aman dan tentram.

Untuk para penari yang akan membawakan tari seblang haruslah keturunan dari penari sebelumnya dan dipilih langsung oleh dukun setempat. Hiasan padi, tebu dan tanaman lainnya adalah lambing dari kesuburan yang patut disyukuri.

Tari Janger

Selanjutnya adalah tari janger, meski bukan murni berasal dari banyuwangi. Namun tarian ini kerap masuk sebagai tradisi yang sering dipentaskan masyarakat banyuwangi. Janger adalah tarian pergaulan muda mudi bali. Tarian ini dibawakn oleh 10 penari yang berpasangan, yaitu kelompok putri yang biasa disebut janger dan putra yang disebut kecak.

Janger sendiri diadaptasikan dari aktivitas para petani yang menghibur diri karena lelah bekerja.

Barong Kemiren

Kesenian banyuwangi berikutnya adalah barong kemiren. Selain tarian bentuk kesenian ini juga menggunakan media barong. Kesenian ini diyakini suku osing sangat sacral sehingga ada perlakuan khusus karena barong kemiren berhubungan dengan buyut cilik yang diyakini oleh penduduk setempat sebagai cikal bakal desa.

Karena pada saat saat tertentu barong diupacarai, diberi sesaji dan dirawat dengan hati hati. sebelum memulai pementasan, ritual dilakukan terlebih dahulu oleh sang spiritual bersama seseorang yang memiliki hajatan atau syukuran.

Puncak kesenian yang dimulai dari malam pukul 9 ini berakhir pukul 6 pagi setelah salah satu lakon mulai kesurupan.

Kebo Keboan

Dan kesenian asli banyuwangi lainnya adalah ritual kebo keboan yang juga merupakan tradisi khas suku osing. Ritual ini dilakukan untuk memohon kepada tuhan agar panen mereka subur dan dijauhi oleh mala petaka. Penggunaan lambing kerbau dipakai karena kerbau merupakan mitra kerja para petani yang setia menemani disawah.

Sementara kerbau yang diperankan oleh manusia kian melambangkan hubungan khusus antara kerbau dan para petani. Ritual kebo keboan dibagi dalam beberapa tahapan yakni tujuh hari sebelum pelaksanaan sang pawang melakukan meditasi di beberapa tempat yang dianggap keramat.
  sumber by :http://www.asliindonesia.net/2015/05/kesenian-asli-banyuwangi-yang-tetap.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar