Selasa, 01 Maret 2016

Tari Maena Tarian Tradisional Dari Sumatera Utara




Tari Maena Tarian Tradisional Dari Sumatera Utara

Tarian tradisional satu ini merupakan tarian suka cita masyarakat suku Nias di Sumatera Utara. Namanya adalah Tari Maena.

Apakah Tari Maena itu?

Tari Maena adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Nias, Sumatera Utara. Tarian ini termasuk jenis tarian rakyat yang dilakukan secara bersama-sama  atau masal. Tari Maena ini biasanya sering ditampilkan di berbagai acara, seperti penyambutan tamu terhormat, pernikahan, dan acara seremonial adat Nias lainnya.

Sejarah Tari Maena

Menurut sejarahnya, Tari Maena ini merupakan salah satu tarian tradisional masyarakat suku Nias yang sudah ada sejak dahulu kala, dan sudah diwariskan secara turu-temurun hingga sekarang. Sejak dulu tarian ini sering dilakukan sebagai bagian dari seremonial adat masyarakat suku Nias. Kebiasaan tersebut kemudiaan terus berlanjut dan masih sering dilakukan hingga sekarang.

Fungsi Dan Makna Tari Maena

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Tari Maena difungsikan sebagai tarian hiburan atau bagian dari prosesi seremonial suatu acara. Bagi masyarakat suku Nias sendiri, tarian ini tentu memiliki makna khusus didalamnya, salah satunya adalah makna persatuan dan kebersamaan. Hal ini juga terlihat dari bagaimana mereka menari dan melakukannya secara bersama-sama dengan penuh suka cita. Semakin banyak yang mengikuti, suasana acara menjadi semakin hangat dan meriah.

Pertunjukan Tari Maena

Dalam Tari Maena bisa diikuti oleh para penari pria maupun wanita. Untuk jumlah penari dalam acara seremonial  adat biasanya tidak ditentukan, sehingga bisa diikuti oleh siapa saja. Dalam pertunjukannya, biasanya diawali dengan pantun yang dibawakan oleh Sanutuo Maena (tetua adat/sesepuh suku).  Untuk pantun yang dibawakan biasanya disesuaikan dengan tema acara. Kemudian dilanjutkan dengan syair maena (fanehe maena) yang dilantunkan semua penari sambil menari.
Gambar : Tari Maena
Gerakan dalam Tari Maena ini sebenarnya cukup sederhana, sehingga tidak memerlukan latihan khusus untuk melakukannya. Gerakan tersebut meliputi gerakan tangan dan kaki yang digerakan seirama maju mundur, maupun ke kiri dan ke kanan. Sedangkan untuk formasi para penari bisa berbentuk melingkar atau berbaris. Formasi tersebut tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Pengiring Tari Maena

Dalam pertunjukan Tari Maena pada dasarnya hanya diiringi oleh lagu atau syair yang dilantun oleh para penari. Kemudian para penari menari dengan gerakan yang disesuaikan dengan tempo atau irama lagu tersebut. Namun ada juga beberapa yang diiringi alat musik tradisional Nias, terutama pada acara yang bersifat pertunjukan, agar terlihat semakin meriah dan menarik.

Kostum Tari Maena

Kostum yang digunakan para penari dalam pertunjukan Tari Maena biasanya merupakan busana adat Nias. Namun penggunaan kostum ini juga disesuaikan dengan acara, sehingga ada juga yang menggunakan busana bebas untuk mengikuti tarian ini. Selain itu, karena Tari Maena merupakan tarian suka cita, sehingga para penonton yang tidak menggunakan busana adat pun diperbolehkan untuk mengikutinya.

Perkembangan Tari Maena

Dalam perkembangannya, Tari Maena masih terus dilestarikan dan dikembangkan hingga sekarang. Tarian ini masih sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu terhormat, pernikahan dan seremonial adat lainnya. Selain itu Tari Maena juga sering ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya, bahkan promosi pariwisata.


sumber : http://www.negerikuindonesia.com/2015/12/tari-maena-tarian-tradisional-dari.html

Tari Piso Surit Tarian Tradisional Dari Sumatera Utara




Tari Piso Surit Tarian Tradisional Dari Sumatera Utara

Tarian tradisional satu ini merupakan tarian selamat datang suku Batak Karo di Sumatera Utara. Namanya adalah Tari Piso Surit.

Apakah Tari Piso Surit itu?

Tari Piso Surit adalah salah satu tarian tradisional masyarakat suku Batak Karo di Sumatera Utara. Tarian ini termasuk tarian selamat datang yang biasanya ditampilkan secara berkelompok oleh para penari pria dan wanita. Tari Piso Surit ini merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Sumatera Utara, terutama di daerah Karo sebagai daerah asalnya. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu agung, acara adat, dan acara budaya.

Asal Usul Tari Piso Surit

Tidak banyak sumber yang menjelaskan tentang asal mula dan sejarah Tari Piso Surit ini, sehingga masih belum bisa diketahui secara pasti. Namun dari beberapa sumber yang ada, Tari Piso Surit ini merupakan tarian yang tumbuh dan berkembang di masyarakat suku Batak Karo di Sumatera Utara. Nama tarian ini diambil dari kata “peso surit” yang dalam masyarakat Batak Karo merupakan sejenis burung yang suka bernyanyi.

Fungsi Dan Makna Dalam Tari Piso Surit

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Tari Piso Surit ini merupakan jenis tarian selamat datang atau tari penyambutan. Sehingga tarian ini lebih difungsikan sebagai tarian untuk menyambut tamu agung atau tamu kehormatan yang datang ke sana. Apabila dilihat dari gerakannya, Tari Piso Surit ini menggambarkan seseorang yang menantikan kedatangan kekasihnya. Penantian tersebut digambarkan bagaikan seekor burung piso surit yang berbunyi seakan memanggil-manggil.

Pertunjukan Tari Piso Surit

Tari Piso Surit ini biasanya ditampilkan secara berkelompok antara penari pria dan penari wanita. Namun ada juga yang hanya menampilkan penari wanita saja. Untuk jumlah penari biasanya terdiri dari lima pasang penari atau lebih, tergantung kelompok masing-masing serta acara yang akan dibawakan. Dalam pertunjukannya, penari menggunakan busana adat dan menari dengan diiringi oleh alunan music tradisioal.
Gambar : Pertunjukan Tari Piso Surit
Gerakan dalam Tari Piso Surit ini sangat khas. Gerakannya cenderung lemah gemulai dan banyak bagian-bagian yang seperti dilakukan berulang-ulang, walaupun sebenarnya berbeda. Gerakan tersebut diantaranya adalah gerakan kaki menjinjit, gerakan berputar, melentikan jari, gerakan naik turun, dan gerakan lainnya. Apabila diperhatikan baik-baik setiap gerakan dalam tarian tersebut tentunya memiliki makna khusus di dalamnya.

Pengiring Tari Piso Surit

Dalam pertunjukannya, Tari Piso Surit biasanya diiringi oleh alunan music tradisional seperti gong, kecapi dan gedang khas Karo. Sedangkan irama yang dimaikan merupakan lagu “piso surit” yang menjadi ciri khasnya. Irama lagu piso surit ini cenderung memiliki tempo yang lambat, sehingga sangat sesuai dengan garakan dalam tarian tersebut.

Kostum Tari Piso Surit

Untuk kostum yang digunakan para penari dalam pertunjukan Tari Piso Surit ini biasanya adalah busana adat Karo, lengkap dengan “uis” atau kain khas Karo. Untuk penari pria biasanya menggunakan baju kemeja panjang dan celana panjang. Serta uis atau kain khas Karo yang digunakan sebagai gonje(sarung), mahkota, selendang (uis nipes) dan benting (ikat pinggang). Sedangkan penari wanita biasanya mengenakan kebaya serta berbagai macam uis yang dikenakan sebagai abit (kain panjang bawah), tudung (penutup kepala) dan selendang.

Perkembangan Tari Piso Surit

Dalam perkembangannya, Tari Piso Surit masih terus dilestarikan dan dikembangkan hingga sekarang. Berbagai kreasi dan variasi juga sering dilakukan sebagai pengembangan Tari Piso Surit ini agar terlihat menarik, namun tidak menghilangkan ciri khas dan keasliannya. Tari Piso Surit ini juga masih sering ditampilkan di berbagai acara adat seperti penyambutan tamu agung, pernikahan dan acara adat lainnya. Selain itu, Tari Piso Surit ini juga sering ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya dan promosi pariwisata.


sumber : http://www.negerikuindonesia.com/2015/12/tari-piso-surit-tarian-tradisional-dari.html

Tari Moyo Tarian Tradisional Dari Sumatera Utara

Tari Moyo Tarian Tradisional Dari Sumatera Utara

Tarian tradisional Nias satu ini memiliki gerakan yang menirukan gerakan burung Elang saat terbang. Namanya adalah Tari Moyo.

Apakah Tari Moyo itu?

Tari Moyo adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Nias, Sumatera Utara. Tarian ini juga sering disebut dengan Tari Elang, karena gerakannya hampir mirip dengan gerakan Elang yang sedang terbang. Tari Moyo ini biasanya ditarikan oleh para penari wanita, dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti perayaan hari besar, penyambutan tamu terhormat, pernikahan dan acara adat lainnya.

Asal Usul Tari Moyo

Tari Moyo merupakan tarian tradisional yang berasal dari Nias, Sumatera Utara. Asal usul tentang Tari Moyo ini sebenarnya masih belum bisa diketahui secara pasti. Namun dari beberapa sumber yang ada, tarian ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Konon Tari Moyo ini dulunya hanya ditampilkan di kalangan masyarakat bangsawan saja, yang memiliki penari khusus untuk melakukan tarian ini. Namun seiring dengan perkembangan zaman, tarian ini mulai dikenal oleh masyarakat bawah dan mulai sering dipelajari, khususnya bagi para gadis pada masa itu. Hingga kini Tari Moyo masih terus dilestarikan dan sering ditampilkan di berbagai acara, baik acara adat, hiburan maupun acara budaya.

Fungsi Dan Makna Tari Moyo

Tari Moyo ini termasuk jenis tarian pertunjukan, sehingga dapat difungsikan sebagai hiburan dalam suatu acara maupun sebagai pertunjukan seni. Selain kaya akan nilai seni, Tari Moyo ini juga kaya akan makna serta nilai filosofi di dalamnnya. Salah satu yang sangat terlihat adalah dari gerakan Tarian ini, yang menggambarkan kehidupan burung Elang yang sedang terbang bebas di angkasa dengan mengepakkan ke dua sayapnya.

Pertunjukan Tari Moyo

Tari Moyo biasanya ditampilkan oleh para penari wanita secara berpasangan. Untuk jumlah penari biasanya terdiri dari 4 orang penari atau lebih, sesuai dengan kelompok masing masing. Dalam pertunjukannya, para penari menggunakan busana tradisional dan menari dengan diiringi lantunan syair serta musik pengiring.

Gerakan dalam Tari Moyo ini sangat unik dan khas, karena gerakannya hampir mirip dengan gerakan burung Elang yang sedang terbang dan mengepakkan sayapnya. Gerakan tersebut biasanya di dominasi oleh gerakan tangan seperti mengepakan sayap dan gerakan kaki yang berjinjit. Selain gerakannya yang unik, pola lantai yang dimainkan biasanya berpindah pindah dengan rapi, sehingga membuat pertunjukan Tari Moyo ini semakin menarik.

Pengiring Tari Moyo

Dalam pertunjukan Tari Moyo biasanya diiringi oleh musik tradisional seperti genderang dan gong khas Nias.selain itu juga diiringi oleh lantunan syair atau lagu yang dibawakan oleh para pengiring vocal, untuk pengiring vocal ini biasanya terdiri dari dua penyanyi. Kemudian untuk irama yang dimainkan biasanya diawali dengan musik bertempo pelan, kemudian berlanjut semakin cepat. Tentunya permainan irama tersebut juga disesuaikan dengan gerakan para penari dan syair lagu yang dibawakan.

Kostum Tari Moyo

Untuk kostum yang digunakan para penari biasanya merupakan busana adat khas suku Nias. Busana tersebut terdiri dari baju lengan panjang, kain panjang, kain serampang  dan ikat kepala khas Nias. kostum tersebut biasanya didominasi oleh warna seperti merah, kuning, hitam, dan putih. Untuk kostum Tari Moyo ini, biasanya bervariasi dan tergantung kreasi dari masing-masing kelompok tari.

Perkembangan Tari Moyo

Dalam perkembangannya, Tari Moyo masih terus dilestarikan dan dikembangkan hingga sekarang. Berbagai kreasi dan variasi dalam segi gerak, pengiring serta kostum juga sering ditambahkan di setiap pertunjukannya agar terlihat lebih menarik, namun tidak meninggalkan keaslian dan ciri khasnya.

Tari Moyo ini juga masih sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, perayaan hari besar, dan berbagai acara adat lainnya. Selain itu tarian ini juga sering ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya, maupun promosi pariwisata di Nias, Sumatera Utara.


sumber : http://www.negerikuindonesia.com/2016/01/tari-moyo-tarian-tradisional-dari.html

Tari Katreji Tarian Tradisional Dari Maluku

Tari Katreji Tarian Tradisional Dari Maluku

Tarian satu ini merupakan tarian tradisional dari daerah Maluku yang dilakukan secara berpasangan. Namanya adalah Tari Katreji.
Apakah Tari Katreji itu?

Tari Katreji adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Maluku. Tarian ini biasanya dilakukan secara berpasangan antara penari pria dan penari wanita. Tari Katreji merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Maluku. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara adat maupun hiburan seperti penyambutan tamu penting, pernikahan adat, perayaan hari besar, dan lain-lain.
Sejarah Tari Katreji
Tari Katreji ini merupakan tarian yang sudah ada sejak bangsa Portugis dan Belanda datang ke Indonesia, khususnya di Maluku ini. Selain untuk mencari bahan rempah-rempah, mereka juga membawa budaya mereka ke tanah Maluku. Sehingga sedikit demi sedikit budaya Eropa mulai mempengaruhi perkembangan budaya di Maluku sendiri . Sejak saat itulah masyarakat Maluku mulai mengenal budaya Eropa, salah satunya adalah Tari Katreji ini.
Setelah bangsa Portugis dan Belanda meninggalkan Indonesia. Masyarakat Maluku masih sering membawakan Tari Katreji ini di acara penyambutan atau pesta mereka. Kemudian tarian ini mulai berkembang dan diadaptasikan dengan budaya masyarakat lokal di sana hingga bentuk sekarang ini. Akulturasi budaya inilah yang membuat tari katrili sangat khas dan memberikan warna baru dalam kesenian tradisional Maluku.

Fungsi Dan makna Tari Katreji
Di Maluku sendiri, Tari Katreji lebih difungsikan sebagai hiburan dalam suatu acara seperti penyambutan, pernikahan,  perayaan adat dan lain-lain. Tarian ini dimaknai sebagai tarian pergaulan masyarakat, terutama para muda-mudi. Dalam tarian ini mereka menari secara berpasangan dengan gerakan serta ekspresi yang menggambarkan tentang keceriaan dan kebahagiaan.

Pertunjukan Tari Katreji
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Tari Katreji ditampilkan oleh para penari pria dan penari wanita secara berpasangan. Jumlah penari Tari Katreji biasanya terdiri dari 5-6 pasang penari pria dan wanita. Dalam pertunjukannya penari menggunakan busana adat dan menari dengan gerakannya yang khas mengikuti alunan musik pengiring. 
Gambar : Pertunjukan Tari Katreji
Gerakan dalam Tari Katreji ini sangat enerjik dan bervariasi. Walaupun gerakannya cenderung bergaya Eropa, namun ada beberapa gerakan gaya Maluku yang masih terlihat. Hal ini mungkin dikarenakan akulturasi budaya yang sangat berbeda sehingga untuk memadukan dua budaya tersebut terlalu sulit.

Pengiring Tari Katreji
Dalam pertunjukan Tari Katreji biasanya diiringi oleh alunan musik seperti biola, suling bambu, ukulele, tifa, karakas, dan lain-lain. Selain gerakan, musik yang dimainkan pun cenderung bergaya Eropa dan untuk pelengkap, juga ditambahkan beberapa alat musik tradisional di dalamnya. Irama yang dimainkan dalam mengiringi Tari Katreji ini biasanya merupakan irama cepat sehingga menggambarkan keceriaan di dalamnya.

Kostum Tari Katreji
Kostum yang digunakan dalam pertunjukan Tari Katreji biasanya merupakan busana tradisional khas Maluku. Untuk penari wanita biasanya menggunakan busana kebaya dan kain panjang pada bagian bawahnya. Sedang pada bagian kepala, rembut penari digelung atau dikonde dan dihiasi dengan hiasan bunga-bunga sebagai pemanisnya. Sedangkan untuk penari pria biasanya menggunakan baju panjang dan celana panjang.

Perkembangan Tari Katreji
Dalam perkembangannya, Tari Katreji masih sering dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat di sana. Berbagai variasi dan kreasi juga sering ditampilkan disetiap pertunjukannya, baik dalam segi gerak, kostum, maupun musik pengiring. Tarian ini juga masih sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, pernikahan, dan berbagai acara adat lainnya. Selain itu Tari Katreji juga sering ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya dan promosi pariwisata.


sumber : http://www.negerikuindonesia.com/2015/11/tari-katreji-tarian-tradisional-dari.html

Tari Lenso Tarian Tradisional Dari Maluku

Tari Lenso Tarian Tradisional Dari Maluku

Tarian tradisional satu ini merupakan salah satu tarian penyambutan yang berasal dari Maluku. Namanya adalah Tari Lenso.
Apakah Tari Lenso itu?

Tari Lenso adalah salah satu tarian tradisional dari daerah Maluku. Tarian ini merupakan tarian yang dibawakan oleh para penari wanita dengan menggunakan sapu tangan atau selendang sebagai ciri khas dan atribut menarinya. Tari Lenso merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Maluku dan sering ditampilkan di berbagai acara yang bersifat adat, hiburan, maupun pertunjukan seni budaya.
Sejarah Tari Lenso
Menurut sejarahnya, Tari Lenso sudah ada sejak bangsa Portugis datang ke Maluku. Konon tarian ini dulunya merupakan tarian yang berasal dari bangsa Portugis, kemudian dikembangkan dan diadaptasi dengan budaya masyarakat lokal di sana. Setelah bangsa Portugis meninggalkan Maluku, tarian ini masih terus ditarikan oleh masyarakat di sana, hingga akhirnya menjadi suatu tradisi dan berkembang seperti sekarang ini.
Kata “Lenso” sendiri berasal dari bahasa setempat yang berarti “sapu tangan”. Karena dalam Tari Lenso para penari menari dengan menggunakan sapu tangan sebagai atribut manarinya, sehingga banyak yang menyebutnya Tari Lenso. Tari Lenso ternyata tidak hanya dikenal di masyarakat Maluku saja, namun juga dikenal di kalangan masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara.
Namun, Tari Lenso di Minahasa dan di Maluku sedikit berbeda. Di Minahasa, Tari Lenso biasanya ditarikan oleh penari pria dan wanita, untuk atribut yang digunakan biasanya menggunakan selendang. Sedangkan di Maluku, Tari Lenso biasanya hanya ditarikan oleh para penari wanita saja, dan atribut yang digunakan untuk menari adalah sapu tangan.

Fungsi Dan makna Tari Lenso
Di Maluku, Tari Lenso ini biasanya lebih difungsikan sebagai tarian penyambutan. Tarian ini dapat dimaknai sebagai ungkapan selamat datang dan rasa gembira masyarakat dalam menyambut tamu tersebut. Hal ini bisa dilihat dari ekspresi dan gerakan tarinya yang lemah lembut, menggambarkan kesantunan, rasa hormat, dan penerimaan dengan tulus kasih.

Pertunjukan Tari Lenso
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Tari Lenso biasanya hanya dibawakan oleh para penari wanita saja. Jumlah penari lenso ini biasanya terdiri dari 6-9 orang penari. Dalam pertunjukan Tari Lenso, para penari menggunakan kostum baju adat mereka dan menari dengan menggunakan sapu tangan sebagai atribut menarinya. Gerakan dalam tari lesno biasanya lebih didominasi oleh gerakan tangan yang melambai ke depan dan gerakan kaki melangkah. Dalam Tari Lenso ini terdapat 3 gerakan utama, yaitu gerak maju, gerak jumput dan gerak mundur. Semua gerakan tersebut tentunya disesuaikan dengan irama musik pengiringnya.
Pengiring Tari Lenso
Dalam pertunjukan Tari Lenso biasanya diiringi oleh alunan musik tradisional. Di Maluku biasanya Tari Lenso diiringi oleh alunan musik tradisional seperti totobuang dan tifa. Irama yang dimainkan biasanya merupakan irama bertempo sedang dan menggambarkan keceriaan.

Kostum Tari Lenso
Dalam pertunjukannya, para penari biasanya menggunakan busana adat khas Maluku. Pada bagian atas biasanya menggunakan baju sejenis kebaya berwarna putih. Sedangkan di bagian bawah biasanya menggunakan kain panjang khas Maluku. Pada bagian rambut biasanya digelung atau disanggul kemudian diberi hiasan bunga sebagai pemanis. Kemudian penari juga membawa sapu tangan di tangan mereka. 

Perkembangan Tari Lenso
Dalam perkembangannya, Tari Lenso masih dilestarikan dan dikembangkan hingga sekarang. Berbagai kreasi dan variasi juga sering ditambahkan di setiap pertunjukannya agar terlihat menarik, namun tidak menghilangkan ciri khas dan keasliannya. Tari Lenso juga masih sering dipertunjukan di berbagai acara adat seperti pernikahan, penyambutan, pesta rakyat dan acara adat lainnya. Selain itu Tari Lenso juga sering ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya, dan promosi pariwisata.
 
 
 
sumber : http://www.negerikuindonesia.com/2015/11/tari-lenso-tarian-tradisional-dari.html

Tari Dinggu Tarian Tradisional Dari Sulawesi Tenggara

Tari Dinggu Tarian Tradisional Dari Sulawesi Tenggara

Tarian tradisional satu ini menggambarkan aktivitas dan kebiasaan masyarakat Tolaki pada saat musim panen. Namanya adalah Tari Dinggu.
Apakah Tari Dinggu itu?

Tari Dinggu adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Tenggara. Tarian ini merupakan tarian rakyat yang menggambarkan suasana dan aktivitas masyarakat saat musim panen, terutama musim panen padi. Tari Dinggu biasanya ditampilkan oleh para penari pria maupun wanita dengan berpakaian layaknya para Petani pada zaman dahulu. Tarian ini sangat dikenal di masyarakat Tolaki di Sulawesi Tenggara dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti pesta panen raya, penyambutan, perayaan hari besar, festival budaya dan lain-lain.
Sejarah Tari Dinggu
Menurut sejarahnya, tarian ini berawal dari kebiasaan masyarakat Tolaki saat panen raya, terutama masa panen padi. Mereka melakukan aktivitas panen tersebut secara bergotong-royong atau bersama-sama, mulai dari memetik padi, mengangkat padi, dan lain-lain. Setelah padi terkumpul semua maka diadakan Modinggu, yaitu semacam menumbuk padi secara masal yang dilakukan oleh para muda-mudi.
Setelah acara Modinggu selesai kemudian  diakhiri dengan Lulo bersama sebagai hiburan serta melepas lelah. Selain itu Lulo juga dilakukan untuk mempererat kebersamaan mereka. Tradisi ini terus berlajut di kalangan masyarakat Tolaki, hingga akhirnya menjadi suatu tarian yang disebut dengan Tari Dinggu ini.

Makna Tari Dinggu
Seperti yang dikatakan sebelumnya, Tari Dinggu merupakan tarian yang menggambarkan aktivitas dan kebiasaan masyarakat Tolaki saat panen raya. Selain itu tarian ini juga menggambarkan semangat kebersamaan dan gotong royong masyarakat dalam melakukan sesuatu, salah satunya saat musim panen yang mereka lakukan secara bersama-sama. Hal ini menunjukkan bahwa semangat kebersamaan dan gotong-royong merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dengan masyarkat Tolaki di Sulawesi Tenggara.

Pertunjukan Tari Dinggu
Tari Dinggu merupakan tarian yang dibawakan oleh para penari pria maupun wanita. Jumlah penari Tari Dinggu ini biasanya terdiri dari 10 orang atau lebih penari pria dan wanita. Namun untuk jumlah penari ini biasanya disesuaikan dengan kelompok masing-masing. Dalam pertunjukannya, penari menggunakan kostum layaknya para Petani dan menari dengan membawa sejenis alu, tampah, dan semacam lesung yang digunakan sebagai properti menarinya.
Dalam pertunjukan Tari Dinggu biasanya terdapat beberapa babak yang menggambarkan aktivitas para Petani saat panen. Pada babak pertama biasanya diawali dengan babak yang menggambarkan para Petani membawa padi. Lalu dilanjutkan dengan menaruh padi yang akan ditumbuk. Kemudian dilanjutkan dengan babak tumbuk padi. Dan yang terakhir biasanya diakhiri dengan gerakan Lulo.
Gerakan penari pria dan penari wanita dalam Tari Dinggu ini pada dasarnya berbeda. Pada gerakan penari pria biasanya didominasi dengan gerakan memainkan alu dan gerakan yang dilakukan lebih lincah. Sedangkan pada gerakan penari wanita biasanya didominasi dengan gerakan yang pelan kecuali pada gerakan menumbuk padi dan melakukan Lulo. Karena dilakukan secara bersamaan antara penari pria dan wanita sehingga penari wanita harus mengimbangi gerakan penari pria.

Pengiring Tari Dinggu
Dalam pertunjukan Tari Dinggu biasanya diiringi oleh iringan musik tradisional seperti kendang dan gitar kecapi khas Sulawesi Tenggara. Irama yang dimainkan dalam mengiringi Tari Dinggu ini biasanya bertempo lambat, namun saat memasuki gerakan Lulo maka irama yang dimainkan bertempo cepat dan musik gitar kecapi diganti dengan gong.

Kostum Tari Dinggu
Untuk kostum yang digunakan para penari dalam pertunjukan Tari Dinggu biasanya menggunakan busana layaknya para Petani zaman dahulu. Para penari wanita biasanya menggunakan baju kebaya dan kain sarung khas Sulawesi Tenggara. Untuk aksesoris, penari wanita biasanya juga dilengkapi dengan aksesoris seperti hiasan rambut dan kalung khas. Selain itu penari wanita sebagian membawa tampah, dan sebagian lagi membawa satu alu kecil yang digunakan untuk menari.
Sedangkan untuk penari pria biasanya menggunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang. Selain itu penari pria juga dilengkapi dengan kain sarung yang dikenakan di pinggang dan kain selampang. Sedangkan sebagai penutup kepala biasanya menggunakan caping atau topi Petani. Penari juga membawa dua alu berukuran pendek yang digunakan untuk menari.

Perkembangan Tari Dinggu
Dalam perkembangannya, Tari Dinggu masih terus dilestarikan dan kembangkan oleh beberapa sanggar di sana. Berbagai kreasi dan variasi juga sering ditambahkan dalam setiap pertunjukannya agar terlihat menarik namun tidak menghilangkan ciri khasnya. Tari Dinggu kini juga sering ditampilkan di berbagai acara seperti acara penyambutan, pesta rakyat, pertunjukan seni, dan festival budaya.
 
 
sumber : http://www.negerikuindonesia.com/2015/10/tari-dinggu-tarian-tradisional-dari.html

Tari Kipas Pakarena

Tari Kipas Pakarena Tarian Tradisional Dari Sulawesi Selatan

Tarian tradisional satu ini merupakan salah satu tarian klasik yang berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan. Namanya adalah Tari Kipas Pakarena.
Apakah Tari Kipas Pakarena itu?

Tari Kipas Pakarena adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Gowa, Sulawesi Selatan. Tarian ini dibawakan oleh para penari wanita dengan berbusana adat dan menari dengan gerakannya yang khas serta memainkan kipas sebagai atribut menarinya. Tari Kipas Pakarena merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi Selatan, terutama di daerah Gowa. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara yang bersifat adat maupun hiburan, bahkan Tari Kipas Pakarena ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata di Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Gowa.
Sejarah Tari Kipas Pakarena
Menurut sejarahnya, Tari Kipas Pakarena ini merupakan salah satu tarian peninggalan Kerajaan Gowa di daerah Gowa, Sulawesi Selatan. Kerajaan Gowa ini dulunya pernah berjaya di sulawesi bagian selatan sampai berabad-abad. Sehingga kebudayaan yang ada pada saat itu sangat mempengaruhi corak budaya masyarakat Gowa saat ini, salah satunya adalah Tari Kipas Pakarena. Nama Tari Kipas Pakarena ini dambil dari kata “karena” yang berarti “main”. Sehingga tarian ini juga dapat diartikan sebagi tarian yang memainkan kipas. Tarian ini kemudian diwariska turun temurun hingga menjadi suatu tradisi yang masih dipertahankan hingga sekarang.
Asal usul dari Tari Kipas Pakarena ini masih belum bisa diketahui secara pasti. Namun menurut mitos masyarakat disana, tarian ini berawal dari kisah perpisahan antara penghuni boting langi (khayangan) dan pengguni lino (bumi) pada zaman dahulu. Konon sebelum mereka berpisah, penghuni boting langi sempat mengajarkan bagaimana menjalani hidup seperti bercocok tanam, beternak, dan berburu pada penghuni lino. Ajaran tersebut mereka berikan melalui gerakan-gerakan badan dan kaki. Gerakan tersebut kemudian dipakai penghuni lino sebagai ritual adat mereka

Fungsi Dan Makna Tari Kipas Pakarena
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Tari Kipas Pakarena ini biasanya ditampilkan sebagai hiburan maupun bagian dari upacara adat. Bagi masyarakat Gowa, tarian ini memiliki nilai yang sangat penting dan makna khusus di dalamnya. Salah satunya adalah sebagai ungkapan rasa syukur atas kebahagiaan yang mereka dapatkan, hal tersebut mereka ungkapkan lewat setiap gerakan para penari. Selain itu tarian ini juga menggambarkan ekspresi kelembutan, kesantunan, kesucian dan penuh kasih dari para wanita, hal tersebut bisa dilihat dari gerakan para penari yang lemah lembut.

Pertunjukan Tari Kipas Pakarena
Dalam pertunjukan Tari Kipas Pakarena biasanya ditampilkan oleh 5-7 orang penari wanita. Dengan berbusana adat dan diiringi musik pengring, mereka menari dengan gerakan lemah gemulai sambil memainkan kipas lipat di tangan mereka. Gerakan dalam Tari Kipas Pakarena ini sangat khas dan tentu memiliki makna tersendiri di dalamnya.
Gerakan dalam Tari Kipas Pakarena sebenarnya dibagi menjadi beberapa bagian, namun hal tersebut terkadang sulit dibedakan karena pola gerak tarian ini cenderung mirip. Gerakan dalam tarian ini biasanya didominasi oleh gerakan tangan memainkan kipas lipat dan tangan satunya yang bergerak lemah lembut. Selain itu gerakan badan yang mengikuti gerakan tangan dan gerkan kaki yang melangkah.
Dalam Tari Kipas Pakarena ini juga memiliki beberapa aturan atau pakem di dalamnya. Salah satunya adalah para penari tidak diperkenankan untuk membuka mata terlalu lebar dan mengangkat kaki terlalu tinggi. Hal ini dikarenakan aspek kesopanan dan kesantunan sangat diutamakan dalam tarian ini. sehingga harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan hati yang tulus.

Pengiring Tari Kipas Pakarena
Dalam pertunjukan Tari Kipas Pakarena biasanya diiringi oleh alat musik tradisional yang sering disebut dengan gondrong rinci. Gondrong rinci ini merupakan musik tradisional yang terdiri dari gendrang dan seruling. Musik pengiring ini biasanya dimaikan oleh 4-7 orang pemain musik. Salah satu pemusik biasanya memainkan seruling dan yang lainnya memainkan gendrang dengan cara yang berbeda-beda sehingga menghasilkan suara yang padu. Dalam tarian ini walaupun penari menari dengan gerakan yang lemah lembut, namun irama yang dimainkan musik pengiring bertempo cepat. Hal inilah yang menjadi salah satu keunikan dari Tari Kipas Pakarena ini.

Kostum Tari Kipas Pakarena
Kostum yang digunakan para penari biasanya merupakan busana  adat khas Gowa. Para penari biasanya menggunakan baju longgar, kain selampang, dan kain sarung khas Sulawesi Selatan. Pada bagian kepala, rambut penari biasanya dikonde dan dihiasi dengan tusuk berwarna emas serta bunga-bunga. Penari juga dilengkapi dengan berbagai aksesoris seperti gelang, kalung dan anting yang khas. Selain itu tidak lupa penari juga membawa kipas lipat yang digunakan untuk menari.

Perkembangan Tari Kipas Pakarena
Walaupun merupakan tarian yang sudah ada sejak lama, Tari Kipas Pakarena masih terus dipertahankan dan dikembangkan hingga sekarang. Tarian ini masih sering ditampilkan di berbagai acara baik acara adat maupun acara hiburan. Selain itu tarian ini juga sering ditampilkan di acara budaya seperti pertunjukan tari, festival budaya dan promosi wisata. Dalam perkembangannya, berbagai kreasi dan variasi juga sering ditambahkan dalam pertunjukannya. Hal ini tentu dilakukan agar terlihat lebih menarik, namun tidak meninggalkan ciri khas dan pakem yang ada didalamnya.
 
 
sumber : http://www.negerikuindonesia.com/2015/10/tari-kipas-pakarena-tarian-tradisional.html